5 DAYAH TERBAIK DI ACEH
Pesantren Terbaik Di Aceh - Pada kesempatan ini kami akan memberikan informasi mengenai tempat pendidikan agama terbaik yang ada di Aceh.
Data ini kami peroleh dan kami urut berdasarkan tipe atau kelas dayah yang ada di Serambi Mekkah.
- Dayah Darussalam Labuhan Haji
- Dayah MUDI Mesjid Raya Samalanga
- Dayah Darul Munawwarah
- Dayah Ummul Ayman
- Dayah Ruhul Fata Seulimeum
Diatas adalah 5 dayah terbaik yang ada di Aceh diantara pesantren terbaik di Serambi Mekkah Lainnya. Pesantren ini juga seluruhnya terakreditasi A hingga A+.
Dayah Terbaik di Aceh |
Berikut kami buat detail mengenai pesantren tersebut :
5 Dayah Terbaik Terakreditasi Di Aceh
1. Dayah Darussalam Labuhan Haji
Dayah ini berdiri pada tahun 1940, dipersembahkan oleh seorang ulama besar, Syekh Muhammad Waly yang lebih dikenal dengan gelar Abuya Muda Waly. Beliau adalah figur terkemuka dalam kelompok Naqsyabandiyah, seorang reformis pendidikan dayah, dan salah satu pelopor utama dalam mendirikan Persatuan Tarbiyah Islamiyah (PERTI) di Aceh.
Dayah Darussalam Al-Waliyyah bukan sekadar sebuah lembaga pendidikan, tetapi juga merupakan warisan budaya dan intelektual yang kaya. Sejak pendiriannya, dayah ini telah berperan penting dalam menyebarkan ilmu agama dan tradisi Islam yang kuat di Aceh.
Melalui berbagai program pendidikan, pengajaran Quran, hadis, fiqh, dan nilai-nilai Islam, mereka telah membentuk generasi muda yang berkualitas dan berkomitmen pada agama dan masyarakat mereka.
Dayah Darussalam Al-Waliyyah tetap menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang terkemuka di Aceh, melayani masyarakat dan memainkan peran kunci dalam mempertahankan keberlanjutan warisan keislaman dan pendidikan di wilayah tersebut.
Dayah ini juga salah satu pesantren yang menyelenggarakan pendidikan setara S1 (Ma'had Aly) : 6 MA'HAD ALY DI ACEH
Untuk informasi lanjutan sobat dapat melihat halaman resmi via website atau fanspage Dayah ini.
Website : http://ma.pp-darussalam.com/
2. Dayah MUDI Mesra Samalanga
Pesantren Ma'hadal Ulum Diniyah Islamiyah, yang terletak di Samalanga, Aceh, memiliki sejarah yang kaya. Awalnya, pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda pada abad ke-17, pesantren ini bersamaan dengan pembangunan Masjid Raya Samalanga pertama kali didirikan.
Pimpinan awal pesantren ini adalah seorang ulama bernama Faqeh Abdul Ghani, meskipun detail tentang lamanya kepemimpinannya tidak tercatat dengan jelas, begitu pula dengan penggantinya.
Catatan sejarah yang lebih lengkap tentang pesantren ini baru muncul pada tahun 1927 ketika Tgk. H. Syihabuddin bin Idris mengambil alih kepemimpinan.
Di bawah kepemimpinannya, pesantren ini berkembang dengan memiliki 100 santri putra, 50 santri putri, dan lima pengajar putra serta dua pengajar putri. Bangunan asrama yang mereka miliki saat itu terdiri dari barak-barak darurat.
Setelah kematian Tgk. H. Syihabuddin bin Idris pada tahun 1935, pesantren ini dipimpin oleh Tgk. H. Hanafiah bin Abbas. Di bawah kepemimpinannya, pesantren ini terus berkembang dengan jumlah santri yang bertambah, tetapi asrama yang tersedia masih dalam kondisi darurat.
Kemudian, pada tahun 1964, setelah kematian Tgk. H. Hanafiah bin Abbas, pesantren ini dipimpin oleh Tgk. H. Abdul 'Aziz bin M. Shaleh, yang juga meneruskan perkembangan pesantren ini dengan membangun asrama semi permanen dan permanen.
Pada tahun 1989, setelah kematian Tgk. H. Abdul 'Aziz bin M. Shaleh, kepemimpinan pesantren ini diambil alih oleh Tgk. H. Hasanoel Basry bin H. Gadeng, yang terus mengembangkan pesantren ini menjadi salah satu pusat pendidikan Islam yang terkemuka di Aceh.
Saat ini, pesantren ini memiliki lebih dari 2.000 santri yang terdiri dari putra dan putri, serta ratusan guru. Banyak alumni pesantren ini yang telah melanjutkan studi mereka, bekerja di instansi pemerintah, atau membuka pesantren di daerah mereka sendiri. Pesantren MUDI Mesra juga telah mendirikan lebih dari 400 cabang pesantren di berbagai daerah.
Untuk lebih lengkap silakan kunjungi website Dayah yang tersedia atau juga dapat melalui fanspage nya :
3. Dayah Darul Munawwarah
Pondok pesantren Darul Munawwarah terletak di Desa Kuta Krueng, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, Provinsi Nangroe Aceh, Indonesia. Pendirinya adalah Abu Haji Usman Bin Ali pada tahun 1964. Nama "Darul Munawwarah" dipilih dengan maksud agar Pondok pesantren ini dapat menjadi sumber pencerahan bagi dirinya dan masyarakat secara umum.
Secara geografis, Pesantren Darul Munawwarah terletak di Desa Kuta Krueng, Kemukiman Jangka Buya Timur, Kecamatan Bandar Dua, Kabupaten Pidie Jaya, sekitar 11 km ke arah timur dari ibu kota Pidie Jaya.
Pesantren ini terus berupaya beradaptasi dengan perkembangan zaman dan kebutuhan masyarakat modern dengan menyelenggarakan pendidikan ketrampilan yang relevan, tetapi tetap memegang teguh prinsip-prinsip dasar Islam dalam memahami qaidah-qaidah agama (Tafaqquh Fiddin).
Hingga saat ini, Pondok pesantren Darul Munawwarah terus mengalami peningkatan jumlah santriwan dan santriwati, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.
untuk informasi lengkap dapat mengunjungi halaman resmi di :
Website :
Instagram : Dayah Darul Munawwarah
4. Dayah Ummul Ayman
Yayasan Ummul Ayman adalah lembaga sosial yang fokus pada pendidikan dan pelayanan kesejahteraan anak-anak yatim. Mereka menyediakan tiga unit pelayanan, termasuk tempat tinggal dan kebutuhan konsumsi (unit kepedulian), pendidikan mulai dari tingkat tsanawiah hingga tingkat 'Aliah (unit sekolah), dan pendidikan agama dengan metode salafiah seperti Dayah di Aceh (unit keagamaan).
Untuk mendukung keberlanjutan yayasan, mereka juga memiliki unit usaha ekonomi produktif. Setiap unit pelayanan memiliki badan pengelola yang berada di bawah pengawasan yayasan.
Yayasan Ummul Ayman bermula dari santunan tahunan untuk anak yatim yang diadakan di Mesjid Raya Samalanga, Kabupaten Bireuen, Aceh. Santunan ini merupakan tradisi yang telah berlangsung selama hampir setengah abad dan mendapat dukungan dari masyarakat. Santunan tersebut diperoleh dari sumbangan berupa padi, uang tunai, dan donasi dari masyarakat serta pengusaha setempat.
Pada awalnya, yayasan hanya memiliki satu rumah bekas yang digunakan sebagai panti asuhan untuk anak yatim piatu dan fakir miskin. Namun, dengan dukungan dari dermawan dan masyarakat setempat, yayasan berkembang dan menyediakan pendidikan dasar agama Islam serta pendidikan dayah/dayah untuk anak-anak yatim dan non-yatim di lokasi yang sama.
Pada tahun 1991, yayasan resmi menjadi sebuah Yayasan dengan akte notaris, dan pada tahun 2011, mereka melakukan perubahan akte notaris yang disahkan oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Yayasan Ummul Ayman juga lahir dalam konteks konflik bersenjata di Aceh, di mana mereka berfokus pada membantu korban konflik, terutama anak-anak yatim, dan mengantisipasi dampak negatif terhadap pendidikan dan tatanan sosial masyarakat.
Sejak awal tahun 1990, yayasan telah memberikan pengajaran dayah salafiah dengan jumlah santri yang terus bertambah. Mereka mengatasi keterbatasan fasilitas dengan bantuan dari masyarakat sekitar. Pada pertengahan tahun 1991, nama Ummul Ayman mulai dikenal luas karena peran pentingnya dalam menampung anak-anak korban konflik dan memberikan pelayanan sosial. Santri ditempatkan dalam barak-barak darurat yang dibangun dari sumbangan kayu-kayu bekas, dan kebutuhan konsumsi mereka ditanggung oleh yayasan.
Untuk informasi selanjutnya mengenai dayah Ummul Ayman dapat mengunjungi website resminya :
Website : https://ummulayman.or.id/ypi-ummul-ayman/
5. Dayah Ruhul Fata
Dayah Ruhul Fata adalah dayah salafiah di Provinsi Aceh yang didirikan pada tahun 1946 oleh Almukarram Syaikhuna Tgk. H. Abdul Wahhab bin 'Abbas bin Sayed Al-Hadhrami (Abu Seulimeum). Dayah ini berlokasi di Gampong Seulimeum, Aceh Besar, sekitar 42 km dari Banda Aceh. Abu Seulimeum adalah seorang ulama kharismatik yang dikenal karena komitmennya pada kebenaran dan keadilan.
Pendiri dayah ini mengembangkan ilmu agama Islam di bawah bimbingan guru-gurunya, dan setelah sepuluh tahun studi, dia diberi tanggung jawab menjadi Mursyid Thariqat Syathariyyah, Shamadiyyah, dan Khulutiyyah. Dayah ini dinamai "RUHUL FATA," yang berarti jiwa pemuda yang berjuang melawan kebathilan dan kejahatan seperti Ashabul Kahfi dalam mempertahankan keyakinan mereka.
Awalnya, dayah hanya melayani masyarakat sekitar dengan sekitar 50 thalabah dan lima pengajar di Dayah Masjid Tuha Seulimeum. Namun, seiring waktu, jumlah thalabah meningkat dari berbagai wilayah Aceh, dan Dayah Ruhul Fata menjadi terkenal di seluruh provinsi.
Meskipun menghadapi hambatan seperti gejolak politik dan konflik di Aceh, Dayah Ruhul Fata tetap berkomitmen untuk menyebarkan ilmu agama dan mempertahankan kebenaran. Kepemimpinan dayah dilanjutkan oleh putra pendirinya, Tgk. H. Mukhtar Luthfi bin Tgk. H. Abdul Wahhab bin 'Abbas bin Sayed Al-Hadhrami (Abon Seulimeum) hingga tahun 2016.
Untuk informasi lengkap mengenai Pesantren Ruhul Fata silakan mengunjungi secara langsung atau dapat mencari informasi versi online juga :
Website Remsi :
Infstagram : Ruhul Fata
Nah itulah 5 dayah yang kami informasikan pada postingan ini, semoga dapat bermanfaat bagi sobat sekalian.
Terimakasih telah mengunjugi halaman kami yang berjudul "5 DAYAH TERBAIK DI ACEH" Semoga berkah.
Mohon maaf jika ada kesalahan dalam penulisan dan lain sebagainya, namun jika ada diantara sobat yang ingin memberikan ide, saran, komentar dan lainnya dapat meninggalkan komentar dibawah ini atau dapat melalui email : sharelaju@gmail.com
Keyword : Dayah, pesantren, dayah terbaik, pesantren terbaik, badan dayah
Orang lain juga mengunjungi halaman serupa dengan keyword :
- Apa perbedaan pesantren dan dayah?
- Apa itu dayah Salafi?
- Apa itu pendidikan dayah?
- Berapa banyak pondok pesantren di Indonesia?
- 10 dayah terbaik di aceh
- dayah tertua di aceh
- daftar nama dayah di aceh
- daftar nama pesantren di aceh besar
- daftar pesantren di aceh
- dayah di aceh besar
- pesantren terbaik di aceh utara
- pesantren modern di aceh besar
Post a Comment for "5 DAYAH TERBAIK DI ACEH"